Langsung ke konten utama

Pertempuran Teluk Leyte 23-25 Oktober 1944

Pertempuran Teluk Leyte dikatakan sebagai pertempuran laut terbesar dalam sejarah dan merupakan pertempuran laut terbesar dari Perang Dunia II . Perang itu adalah serangkaian pertempuran yang terdiri dari empat pertempuran yang terpisah antara pasukan Sekutu dan Jepang: Pertempuran Laut Sibuyan, Pertempuran Selat Surigao, Pertempuran Tanjung Engano dan Pertempuran Samar yang terjadi di pulau Leyte Filipina pada 23-25 Oktober 1944. Pertempuran ini berawal ketika Sekutu hendak menginvasi Filipina yang dimulai dari pendararan di Pulau Leyte. Sementara itu, Jepang juga berniat menginvasi Filipina. Pasukan Negeri Sakura datang bersamaan dengan armada Sekutu yang juga baru saja tiba di Leyte.
Sejak itu, kedua pihak bertempur. Jepang mulai mengerahkan pasukannya untuk menggempur Sekutu. Sekutu juga tak mau kalah dan langsung menghadang Jepang. 
Secara lokasi, posisi Jepang sangat strategis lantaran posisi Leyte yang dekat dengan Kepulauan Negeri Matahari Terbit tersebut. Dibanding Sekutu yang markasnya cukup jauh. Jepang dianggap di atas angin dengan perbekalan senjata dan bahan bakar yang memadai, juga pilot tempur yang siap beraksi. Di bawah komando Laksamana Kurita Takeo, Jepang pun mengerahkan strategi dengan masuk Leyte dari sisi lain.


USS Enterprise

Tapi hal itu tak membuat pasukan Sekutu gentar. Dengan bantuan armada udara dan kapal selam, Sekutu berhasil menghadang segala serangan dari Jepang, dan menyerang balik negara Asia Timur tersebut. Pertempuran dimulai pada tanggal 20 oktober 1944 ketika Jendral Mac. Arthur mendarat di Pulau Leyte untuk membesakan Filipina dari pendudukan Jepang. Pada tengah malam tanggal 23 oktober 1944 kapal selam Amerika memergoki iring-iringan kapal Jepal. Kapal selam tersebut kemudian meluncurkan serangan torpedo yang mengakibatkan 2 kapal milik Jepang rusak.
Kemudian Pada tanggal 24 Oktober , sebagain armada perang Jepang  mulai memasuki Laut Sibuyan. Dipihak sekutu yang telah melihat armada perang Jepang kemudian meluncurkan 260 pesawat dari USS Intrepid dan USS Cabot. Serangan pesawat tempur Amerika mengakibatkan kerusakan pada kapal-kapal perang  Jepang . setelah serangan pertama, Amerika kemudian mengirim pesawat gelombang kedua dan menghasilkan banyak kerusakan terlebih kepada Kapal Perang Musashi . Pesawat gelombang ketiga diterbangkan  dari USS Enterprise dan USS Franklin yang kemudian membombardir Musashi dengan 11 bom dan delapan torpedo . Dikarenakan bombardir dari pesawat-pesawat Amerika, akhirnya Musashi tenggelam sekitar pukul 19:30. Setelah mengalami kekalahan di laut Sibuyan Laksda Takeo Kurita mundur, kemudian pada malam harinya dia berbalik untuk menuju Selat San Bernardino di Laut Samar.


IJNS Musashi tenggelam setelah di serang torpedo Amerika

Sementara itu pada pertempuran yang lainnya Laksamana Onishi Takijiro telah mengerahkan 80. Akibat serangan dari pesawat tempur Jepang USS Princenton mengalami kerusakan yang menyebabkan ledakan besar. Ledakan tadi  menewaskan 108 dari 1.569 awak USS Princeton. Disisi lain, bersamaan dengan serangan terhadap USS Princeton, pesawat-pesawat tempur Jepang juga menyerang USS Birmingham. Akibat serangan tersebut USS Princeton tenggelam , dan USS Birmingham dipaksa untuk pensiun karena mengalami kerusakan yang cukup parah. Hingga pada akhirnya, kekuatan armada udara Sekutu di bawah komando Laksamana William F. Halsey itu berhasil memukul mundur pasukan Jepang.


USS Princeton yang meledak akibat bom dari peswat Jepang

Pada tangal 25 oktober 1994 Laksda Takeo Kurita yang sebelumnya mundur ke selat san Bernandino menuju ke sepanjang pantai samar. Disana Laksda Takeo Kurita bertemu dengan armada perang Amerika yang dipimpin oleh Laksamana Thomas Kinkaid. Pertempuran diantara keduanya tidak bisa dihindari. Serangan demi serangan dilancarkan oleh kedua pihak. Hujan bom dari pesawat-pesawat tempur baik dari pihak Amerika maupun Jepang menambah pertempuran manjadi sengit amtara keduanya. Hasil dari pertempuran yang terjadi di Laut Samar dimenangkan oleh Amerika. Hal ini memaksa Jepang untuk mundur.
Akibat pertempuran di Teluk Leyte, Jepang mengalami banyak kerugian. 4 kapal induk, 3 kapal perang, 6 kapal penjelajah berat dan 4 kapal penjelajah ringan milik Jepang hancur. Diperkirakan, sekitar 10 ribu anggota armada Jepang tewas. Sementara, pihak Sekutu hanya mengalami kerugian berupa kerusakan 2 kapal induk pengawal dan 3 kapal induk penghancur.
Meski dianggap kalah, Jepang dinilai berhasil menunjukkan kekuatannya saat itu hingga membuat Sekutu ketar-ketir. Akhir pertempuran ini berbuntut pada menyerahnya Jepang pada sekutu setahun kemudian, tahun 1945, yang juga berdampak baik pada Indonesia yang merdeka tanggal 17 Agustus 1945.



IJNS Yamato


 Pertempuran Teluk Leyte 23-25 Oktober 1944

Angkatan Laut Amerika
Panglima Komando Pasukan Kapal ke-5: Laksamana William F. Halsey
Flagship: Kapal Perang  NEW JERSEY
Task Force 38, Komandan: Laksda Marc A. Mitscher, Flagship: Kapal Induk LEXINGTON
Grup Pertama: Kapal Induk: HORNET, WASP, MONTEREY, COWSPEN.
                        Kapal Penjelajah Berat: CHESTER, NORTH LAKE CITY, PENSACOLA, BOSTON.
                        Kapal Penjelajah Ringan: SAN DIEGO, OAKLAND.
                        Kapal Perusak: 21 Unit.
Grup Kedua:    Kapal Induk: INTERPID, BUNKER HILL,HANCOCK, CABOT, INDEPENDENCE.
                        Kapal Perang: NEW JERSEY, IOWA.
                        Kapal Penjelajah Ringan: VINCENT, MIAMI, BILOXI.
                        Kapal Perusak: 18 Unit.
Grup Ketiga:    Kapal Induk: LEXINGTON, ESSEX, PRINCETON, LANGLEY.
                        Kapal Perang: MASSCHUSETTS, SOUTH DAKOTA.
                        Kapal Penjelajah Ringan: SANTA FE, MOBILE, BIRMINGHAM, RENO.
                        Kapal Perusak: 13 Unit.
Grup Keempat:Kapal Induk: FRANGKLIN, ENTERPRISE, SAN JACINTO, BELLEAU WOOD.
                        Kapal Perang: ALABAMA.
                        Kapal Penjelajah Ringan: NEW ORLEANS, WICHITA.
                        Kapal Perusak: 11 Unit.
Kekuatan Pesawat di Kapal Induk: 1100 Unit.

Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
Pasukan Penyerang ke-1
Armada ke-2
Panglima Komando: Laksda Takeo Kurita.
Pasukan ke-1:  Skuadron Ke-1: Kapal Perang: YAMATO, MUSASHI, NAGATO.
                        Skuadron ke-4: kapal Penjelajah Berat: ATAGO, TAKAO, CHOKAI, MAYA.
                        Skuadron ke-5: Kapal Penjelajah Berat: MYOKO, HAGURO.
                        Skuadron Bom Air ke-2: Kapal Penjelajah Ringan: NOSHIRO.
                        Kapal Perusak: 9 Unit.
Pasukan ke-2:  Skuadron Perang ke-3: Kapal Perang: KONGO, HARUNA.
                        Skuadron ke-7: kapal Penjelajah Berat: KUMANO, SUZUHA, TONE, CHIKUMA.
                        Skuadron ke-10: Kapal Penjelajah Ringan: YAHAGI.
                        Kapal Perusak: 6 Unit.
Pasukan ke-3:  Skuadron ke-2: Kapal Perang: YAMASHIRO, FUSO.
                                               Kapal Penjelajah Berat: MOGAMI.
                        Kapal Perusak: 4 Unit.
Mobile Unit Utama
Armada ke-3: Panglima Komando: Laksda Jisaburo Ozawa.
                        Divisi Pengangkut ke-1: Kapal Induk: TAIHO, SHOKAKU, ZUIKAKU.
                        Divisi Pengangkut ke-4: Kapal Perang Penerbangan: ISE, HINATA.
                        Skuadron Bom Air ke-31: Kapal Penjelajah Ringan: ISUZU.
                        Kapal Perusak: 8 Unit.
Pasukan Penyerang ke-2
Armada ke-5:  Panglima Komando: Laksda Kiyohide Shima.
                        Skuadron ke-21: Kapal Penjelajah Berat: NACHI, ASHIGARA.
                        SKUADRON Bom Air ke-1: Kapal Penjelajah Ringan: ABUKUMA.
                        Kapal Perusak: 4 Unit.
Kekuatan Pesawat di Kapal Induk: 108 Unit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi Ten-Go 7 April 1945

Operasi Ten-Go adalah operasi militer besar yang terakhir dilakukan angkatan laut Jepang dalam Perang Pasifik pada Perang Dunia II.   Pada April 1945, kapal tempur Jepang IJNS Yamato yang merupakan kapal tempur terbesar di dunia berangkat untuk melakukan misi bunuh diri melawan kekuatan Sekutu di Pertempuran Okinawa. Sebelum sampai di Okinawa, armada Jepang diserang hingga tidak dapat melanjutkan pelayaran, dan hampir seluruhnya dihancurkan oleh pesawat-pesawat Amerika  yang berpangkalan di kapal-kapal induk. IJNS Yamato dan lima kapal perang Jepang lainnya tenggelam. Pertempuran ini mempertunjukkan supremasi udara Amerika dalam tahap terakhir Perang Pasifik, dan betapa mudahnya kapal-kapal dijadikan sasaran serangan udara bila tidak dilindungi pesawat-pesawat tempur. Meskipun harus mengorbankan sejumlah besar nyawa dalam usaha yang sia-sia, pertempuran ini menunjukkan usaha terakhir Jepang dalam memperlambat gerak maju Sekutu menuju kepulauan Jepang. Pertempuran ini...

Perang Uhud

          Setelah Perang Uhud, para pembesar Quraisy mulai menganggap Rasulullah sebagai pemimpin yang piawai. Mereka sadar bahwa untuk menghancurkan kaum muslimin harus membutuhkan persiapan yang matang dan juga kekuatan yang besar. Para pembesar Quraisy sudah mulai membuat perjanjian kerjasama dengan kabilah-kabilah Arab yang ada di sekitar Mekah. Selain itu kaum Quraisy juga melakukan kerjasama dengan orang-orang Yahudi Khaibar dan Bani Nadhir serta Bani Ghathfan. Dengan banyaknya kerjasama, para pembesar Quraisy berharap mampu menumpas Islam sampai ke akarnya.             Dari kerjasama yang di lakukan kaum Quraisy mereka dapat mengerahkan sebanyak 600 pasukan kaveleri, 10.000 infranteri, dan unta yang sangat banyak untuk mengangkut perbekalan.             Rasulullah mengetahui rencana kaum musyrikin dan kemudian meminta pendapat para sahabat, ...