Anime (アニメ) adalah Animasi
Jepang (Japanese Animation) yang banyak di gunakan di berbagai serial TV, film, video game, dan komersial. kian lama anime ini kian populer. Banyak serial TV Anime yang diambil dari serial manga (komik Jepang). Nama anime diambil dari kata Animation yang
berarti Animasi. Di Jepang, Pelafalan kata Animation menjadi Anime-Shon, Kata
ini kemudian disingkat menjadi Anime yang berarti Animasi buatan Jepang.
Anime sendiri
mulai masuk ke Indonesia pertama kalinya sekitar awal tahun 1980-an yang pada
masa tersebut hadir dalam format video kaset. Berawal dari serial Google V,
Ultraman hingga anime klasik seperti Voltus V, Macross, Gundam bahkan dorama
Klasik Oshin, sedikit demi sedikit masyarakat Indonesia mulai diperkenalkan
kepada bentuk dan jenis hiburan yang berasal dari Jepang (J-Entertaintment).
Pertama kali anime masuk di Indonesia adalah sekitar awal tahun 1980-an yang
langsung menjadi trend di masyarakat. Hal ini disebabkan karena anime-anime
pada masa tersebut merupakan pelopor dari eksistensi anime di Indonesia. Yaitu
untuk pertama kalinya masyarakat mengenal anime, yang sama sekali berbeda dengan
film-film animasi buatan Amerika atau Eropa Barat yang sebelumya merajai
dominasi film di animasi Indonesia. Masyarakat memandang anime sebagai suatu
bentuk hiburan baru yang unik dan menarik sehingga dengan cepat meraih
popularitas. Penonton anime di Indonesia pada masa tersebut terutama adalah
anak-anak.
Pada periode
tersebut anime beredar dalam bentuk format video cassete yang muncul seiring
dengan populernya mesin video Beta. Dan yang sangat berperan besar dalam
peredaran dan perkembangan anime pada saat itu adalah Trio Video Tara, yaitu
sebagai satu-satunya distributor resmi anime di Indonesia. Anime yang masuk ke
Indonesia rata-rata adalah judul-judul yang populer dan dibuat di Jepang pada
era 1970-an, yaitu anime genre science fiction yang banyak menampilkan cerita
dengan mecha Super Robot, seperti Voltus V, God Sigma, Captain Giking, Getta
Robo, atau Star Blazers. Selain genre science fiction, di Indonesia juga
terdapat anime dengan genre komedi seperti Doraemon, genre Magical Girls
seperti Lulu The Flower Angel, atau genre drama romance seperti Candy-Candy dan
lain sebagainya.
TVRI pada masa itu
sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia yang turut berperan
menayangkan anime. Dimulai dengan ditayangkannya anime Kum-Kum (Wanpaku Omukasi
Kum-kun), sejak saat itu secara perlahan tapi pasti animo masyarakat terhadap
anime mulai tumbuh. Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya perjalanan hidup
anime mengalami pasang surut dan sempat vakum seiring dengan berakhirnya era
mesin video Beta pada akhir tahun 1980-an. Hal ini juga dikarenakan stasiun
televisi lebih banyak memberikan jam tayangnya untuk animasi buatan Amerika
atau Eropa yang dianggap lebih mudah memperoleh popularitas. Trend anime
kemudian mulai memudar dan sedikit demi sedikit ditinggalkan dan masyarakat
beralih ke sesuatu yang lebih populer pada saat itu. Tetapi bagi para penggemar
anime sesungguhnya yang tidak hanya sekedar mengikuti trend, masih tetap eksis
walaupun hanya sebagai kelompok minoritas diantara dominasi film Amerika
terutama produksi Disney.
Pada awal tahun
1990-an anime mulai kembali eksis di Indonesia. Hal ini seiring dengan
bermunculan stasiun-stasiun televisi baru seperti RCTI disusul kemudian oleh
SCTV dan Indosiar. Stasiun-stasiun TV tersebut mulai gencar menayangkan
sejumlah judul anime yang kemudian menjadi hits atau populer di kalangan
anak-anak, diantaranya seperti Doraemon, Saint Seiya, Sailor Moon, Magic Girls,
Magic Knight Rayearth, Born to Cook, Dragon Ball, Shulato dan masih banyak
judul lainnya yang pernah ditayangkan oleh stasiun televisi sehingga secara
tidak langsung mendukung perkembangan anime di Indonesia.
Anime Doraemon
mulai diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia sejak tahun 1991 yang
ditayangkan oleh RCTI. Kisah serial Doraemon yang menampilkan kehidupan
sehari-hari dari karakter Doraemon, Nobita, dan kawan-kawannya ini menjadi
sangat populer dikalangan anak-anak bahkan orang dewasa. Hal ini karena
meskipun dengan cerita yang sederhana karena memang ditujukan untuk target
pemirsa anak-anak, namun ditampilkan secara menarik sehingga serial ini sampai
sekarang mampu bertahan hingga selama lebih dari 20 tahun sejak pertama kali
penayangannya.
Meskipun belum
dapat mengalahkan dominasi film-film animasi Amerika namun dapat dikatakan
dengan ditayangkannya anime-anime tersebut merupakan suatu pernyataan bahwa
anime masih dapat berkembang dan diterima oleh masyarakat. Hal ini tentu saja
mendapat respon positif serta merupakan sesuatu yang menggembirakan bagi para
otaku di Indonesia.
Kemudian karena
terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, anime pun berada dalam kondisi kritis.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah jam tayang anime di televisi yang mulai
menunjukkan penurunan, dimana juga sempat memunculkan kekhawatiran dari para
otaku bahwa sekali lagi perjalanan hidup anime berakhir sampai disitu saja.
Hingga akhirnya
pada akhir tahun 1990-an anime mulai kembali booming dan menjadi trend karena
adanya ‘demam’ Pokemon (Pocket Monster) yang melanda Indonesia. Siapa yang
tidak ingat dengan Pokemon? Pokemon adalah salah satu nama dagang paling
kontroversial di dunia ini. Mulai dari jasanya dalam mempopulerkan Game Boy,
sistem game handheld terlaris di dunia, hingga mendapatkan penghargaan lewat
tokoh Pikachu yang dinobatkan sebagai salah satu figur paling berpengaruh di
dunia. Disusul kemudian kesuksesan versi manga, serial anime, dan anime movie
yang bahkan meraih sukses besar di Amerika.
Trend anime ini
juga didukung dengan munculnya distributor resmi yang berusaha memenuhi
kebutuhan otaku akan masuknya lebih banyak anime di Indonesia. Sejak tahun
1999, P.T. Ardya Insani Internasional yang dikenal dengan Tora Home
Entertainment selaku pemegang lisensi di Indonesia, bekerja sama dengan pihak
Animation International Ltd (AI) yang merupakan distributor anime dari
studio-studio ternama di Jepang. Dengan adanya kerjasama tersebut, pihak Tora
berhasil mendapatkan ijin resmi untuk mendistribusikan sejumlah anime-anime
populer seperti Neon Genesis Evangelion (Shin Seiki Evangelion), Curious Play
(Fushigi Yuugi), Flame of Recca (Recca no Honou), Clamp School, Macross, dan
lain sebagainya yang beredar dalam bentuk VCD.
Pada tahun 2000-an
anime mulai kembali meraih kesuksesan besar setelah stasiun televisi SCTV
membuat gebrakan baru dengan program Animax-nya menayangkan anime Rurouni
Kenshin yang diubah dengan judul Samurai X. Kisah seorang samurai pengembara
ini menjadi demikian populer sehingga anime mengalami ‘kebangkitan’ kembali
yang masih berlangsung hingga beberapa tahun kemudian. Serial anime Pokemon
misalnya, ditayangkan pada jam tayang utama di SCTV dan termasuk yang pertama
di Indonesia untuk tayangan film animasi. Hal ini merupakan suatu bukti nyata
terhadap pengakuan keberadaan anime di Indonesia, karena melalui
tayangan-tayangan tersebut sekali lagi masyarakat diperkenalkan bahwa
sesungguhnya anime bukanlah sekedar hiburan untuk anak-anak saja. Hal ini dapat
dilihat dari kecenderungan pemirsa yang lebih dewasa juga semakin menyukai
film-film animasi buatan negeri Sakura tersebut.
Selain itu
tayangan anime juga tampak mulai mendominasi tayangan film-film animasi di
sejumlah stasiun televisi. Dunia anime di Indonesia memasuki babak baru dalam
perkembangannya yang dianggap signifikan. Hampir setiap hari ditayangkan serial
anime-anime populer, beberapa diantaranya seperti Samurai X, Sakura Wars,
Dual!, Popolocrois, dan Pokemon oleh SCTV; Card Captor Sakura dan Fushigi Yuugi
oleh TPI; Crayon Shinchan oleh RCTI; Meitantei Conan dan Inuyasha oleh
Indosiar. Genre anime yang ditayangkan juga lebih beragam jika dibandngkan
dengan anime-anime yang masuk pada periode 1980. Menyusul kesuksesan Pokemon,
mulai gencar ditayangkan anime-anime dimana memiliki tema karakter yang serupa
yaitu seperti Digimon Series maupun Monster Farm.
Selain televisi,
anime mulai mencoba merambah bioskop, yaitu dengan menayangkan Doraemon the
Movie. Anime movie dengan judul Daichohen Doraemon, Nobita no Taiyou o Densetsu
atau yang diterjemahkan sebagai Doraemon Petualangan, Legenda Raja Matahari ini
ditayangkan mulai tanggal 29 Juni 2001. Film Doraemon ini merupakan anime versi
layar lebar atau anime movie pertama di Indonesia. Anime ini mengisahkan
petualangan Doraemon bersama Nobita dan kawan-kawannya di Negeri Mayana, Negeri
ini terinspirasi oleh Maya, sebuah kerajaan kuno di Amerika Tengah yang lenyap
secara misterius sebelum kedatangan para penakluk Spanyol. Di sana Doraemon dan
kawan-kawan membantu Pangeran Tio dalam menghadapi Redina, seorang penyihir
jahat. Menariknya, versi manga dari anime ini sudah ditebitkan oleh P.T Elex
Media Komputindo dengan judul yang sama, sebagai seri ke-20 Doraemon
Petualangan. Penayangan anime dan penerbitan manga yang nyaris bersamaan ini
sepertinya bukan kebetulan. Apalai anime ini mengalami sulih suara yang
dikerjakan oleh tim dari serial Doraemon di RCTI. Semua ini tampaknya dibuat
untuk memperingati 30 tahun kisah Doraemon dan 10 tahun keberadaan Doraemon di
Indonesia. Meskipun tidak mengalami sukses yang luar biasa namun dengan
penayangan Doraemon tersebut boleh dibilang sebagai langkah awal. Setelah ini,
para penggemar anime boleh optimis terhadap keberadaan anime di bioskop
Indonesia. Dan sudah waktunya layar bioskop menayangkan anime untuk target
pemirsa usia remaja ke atas. Judul-judul anime legendari seperti Akira, Ghost
in The Shell, Grave of Firefiles, dan Macross Plus sudah sangat dinantikan.
Terlebih lagi setelah kemenangan Sen to Chihiro no Kamikakushi yang mendapatkan
Academy Award sebagai film animasi terbaik pada bulan Maret 2003 yang lalu.
Selanjutnya hampir
di sebagian besar stasiun televisi menayangkan anime. Bahkan beberapa
diantaranya mempunyai program khusus untuk tayangan anime, seperti yang
dilakukan oleh stasiun televisi baru pada jaman itu, TV7, sebagai salah satu
anak perusahaan Gramedia, menayangkan program khusus anime setiap hari Senin
hingga Jumat pada sore hari. Lalu, anime tidak hanya dapat dinikmati pada
setiap hari Minggu pagi saja seperti yang terjadi sebelumnya, bahkan dapat
dijumpai tayangan anime yang diputar setiap harinya selama seminggu. Jumlah
tayang anime yang diputar di televisi sampai sudah tidak terhitung lagi karena
begitu besar antusiasme pihak stasiun televisi untuk saling berlomba-lomba
memanfaatkan momen trend anime ini. Seperti terobosan yang dilakukan Trans TV
dalam menayangkan anime Movie dengan tema yang cukup ‘berat’ pada jam tayang
utama (Prime Time), yaitu Blue Submarine No. 6 (Ao no Roku Go) dan Jin Roh: the
Wolf Brigade.
Pada periode ini,
kepopuleran anime sudah begitu sangat luar biasa sampai kepada kondisi yang
sulit dibayangkan sebelumnya. Semenak akhir tahun 1990-an yang berlanjut hingga
tahun 2000-an, jalur peredaran anime di Indonesia lebih banyak melalui rental
maupun toko anime dalam format VCD/DVD. Hal ini semakin bertumbuh seiring
dengan menjamurnya komunitas anime di Indonesia. Sehingga dengan demikian para
otaku di Indonesia dapat terus mengikuti perkembangan anime terbaru yang sedang
diputar atau digemari di Jepang. Kini jauh lebih mudah untuk mencari dan
mendapatkan berbagai macam judul anime, bahkan para otaku dapat menikmati
tontonannya hanya dalam jangka waktu beberapa hari setelah penayangannya di
Jepang. Diantaranya seperti Wolf’s Rain, Saint Seiya: Hades Chapter, Ghost in
The Shell: Stand Alone Complex, Junni Kokki, dan lainnya yang ditayangkan oleh
televisi-televisi Jepang.
Tidak dapat
disangkal bahwa anime mempunyai kaitan yang erat dengan trend. Berkat adanya
trend anime, secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap eksistensi dan
perkembangan anime di Indonesia. Untuk masyarakat umumnya lebih banyak
mengikuti apa saja yang sedang menjadi trend terbaru. Seperti yang tampak
ketika fenomena Pokemon melanda Indonesia, yaitu dimana banyak orang begitu
menjadi tergila-gila pada egala hal yang ‘berbau’ Pokemon terutama pada sosok
karakter Pikachu yang lucu. Animenya yang terlebih dahulu terkenal ketika
beredar dalam format VCD tersebut kemudian menjadi salah satu judul yang paling
populer di Indonesia. Terutama setelah anime Movienya berjudul Myuutsu ni Gyakushuu
(Pokemon The First Movie) ditayangkan di bioskop-bioskop di Indonesia, booming
Pokemon ini menjadi suatu trend yang fenomenal pada tahun 2000 yang lalu.
Melihat kesuksesan Pokemon tersebut maka SCTV melihat peuang bagus untuk
menayangkan anime pada jam tayang utama yang mendapat respon posistif dari
masyarakat. Kenyataan bahwa anime dianggap sebagai suatu trend baru yang
melanda Indonesia ini juga dapat dilihat seperti munculnya ‘demam’ Shinchan
yang menghebohkan pada beberapa waktu yang lalu dimana sempat menjadi perdebatan
paling kontroversial.
Apa yang telah
terjadi di masa lampau dengan boomingnya anime di Indonesia, semoga dapat
menjadi tonggak sejak sejarah bagi kita yang hidup di periode yang sekarang
ini. Semoga kesuksesan di masa lampau bisa kembali terulang dimasa depan
sehingga kita dapat disuguhi oleh anime-anime yang menarik melaui stasiun
televisi kita. Walaupun sekarang jamannya sinetron dan anime sudah sangat
memudar (karena trend sinetron yang berkembang di masyarakat) tapi setidaknya
ada pengharapan bagi kita yang ingin melihat kembali kesuksesan anime di
Indonesia.
Komentar
Posting Komentar