Perang Hamra al Asad dilakukan oleh
Rasulullah langsung keesokan harinya setelah Perang Uhud. Rasulullah pada waktu
itu memerintah Bilal mengumumkan kepada kaum muslimin, yang pernah ikut pada
Perang Uhud, untuk menyusul musuh. Rasulullah melakukan ini karena mendengar
bahwa akan ada serangan balasan oleh Abu Sofyan beserta pasukannya.
Rasulullah menyerahkan panji pasukan
kepada Ali bin Abi Thalib kemudian keluar bersama pasukannya menuju ke daerah
Hambra al Asad dan mendirikan kemah di tempat tersebut. Pada saat itu
pemerintahan di Madinah di serahkan kepada Abdullah bin Ummi Maktum. Selama
tiga malam pasukan muslimin berkemah di Hamra al Asad dan setiap malamnya
mereka membuat api unggun sebanyak 500 buah. Nyala api dan suara kayu yang terbakar digunakan oleh kaum muslimin untuk
memberitahukan kepada kabilah-kabilah
yang ada di sekitar wilayah tersebut bahwa kaum muslimin masih memiliki
semangat dan kesiapan untuk berperang. Setelah lima hari berkemah di Hamra al
Asad, pasukan muslimin kemudian pulang kembali ke Madinah.
Pengaruh
perang Hamra al Asad sangatlah besar terhadap kaum muslimin. Hal ini meyakinkan
kabilah-kabilah yang ada di antara Mekah dan Madinah, terutama Kabilah Quraisy,
bahwa kaum muslimin tidak dapat disepelekan.
Aziz Ghanim,
Abdul. Perang dan Damai di Masa Pemerintahan Rasulullah. Jakarta: Gema
Insani Press, 1991.
Komentar
Posting Komentar