Langsung ke konten utama

Perang hamra al Asad


           Perang Hamra al Asad dilakukan oleh Rasulullah langsung keesokan harinya setelah Perang Uhud. Rasulullah pada waktu itu memerintah Bilal mengumumkan kepada kaum muslimin, yang pernah ikut pada Perang Uhud, untuk menyusul musuh. Rasulullah melakukan ini karena mendengar bahwa akan ada serangan balasan oleh Abu Sofyan beserta pasukannya. 
            Rasulullah menyerahkan panji pasukan kepada Ali bin Abi Thalib kemudian keluar bersama pasukannya menuju ke daerah Hambra al Asad dan mendirikan kemah di tempat tersebut. Pada saat itu pemerintahan di Madinah di serahkan kepada Abdullah bin Ummi Maktum. Selama tiga malam pasukan muslimin berkemah di Hamra al Asad dan setiap malamnya mereka membuat api unggun sebanyak 500 buah. Nyala api dan suara kayu yang terbakar digunakan oleh kaum muslimin untuk memberitahukan kepada  kabilah-kabilah yang ada di sekitar wilayah tersebut bahwa kaum muslimin masih memiliki semangat dan kesiapan untuk berperang. Setelah lima hari berkemah di Hamra al Asad, pasukan muslimin kemudian pulang kembali ke Madinah.
            Pengaruh perang Hamra al Asad sangatlah besar terhadap kaum muslimin. Hal ini meyakinkan kabilah-kabilah yang ada di antara Mekah dan Madinah, terutama Kabilah Quraisy, bahwa kaum muslimin tidak dapat disepelekan.


Aziz Ghanim, Abdul. Perang dan Damai di Masa Pemerintahan Rasulullah. Jakarta: Gema Insani Press, 1991.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertempuran Teluk Leyte 23-25 Oktober 1944

Pertempuran Teluk Leyte dikatakan sebagai pertempuran laut terbesar dalam sejarah dan merupakan pertempuran laut terbesar dari Perang Dunia II . Perang itu adalah serangkaian pertempuran yang terdiri dari empat pertempuran yang terpisah antara pasukan Sekutu dan Jepang :   Pertempuran Laut Sibuyan ,   Pertempuran Selat Surigao ,   Pertempuran Tanjung Enga n o  dan   Pertempuran Samar yang terjadi di pulau Leyte Filipina pada 23-2 5 Oktober 1944 . Pertempuran ini berawal ketika Sekutu hendak menginvasi Filipina yang dimulai dari pendararan di Pulau Leyte. Sementara itu, Jepang juga berniat menginvasi Filipina. Pasukan Negeri Sakura datang bersamaan dengan armada Sekutu yang juga baru saja tiba di Leyte. Sejak itu, kedua pihak bertempur. Jepang mulai mengerahkan pasukannya untuk menggempur Sekutu. Sekutu juga tak mau kalah dan langsung menghadang Jepang.  Secara lokasi, posisi Jepang sangat strategis lantaran posisi Leyte yang dekat dengan Kepulauan ...

Operasi Ten-Go 7 April 1945

Operasi Ten-Go adalah operasi militer besar yang terakhir dilakukan angkatan laut Jepang dalam Perang Pasifik pada Perang Dunia II.   Pada April 1945, kapal tempur Jepang IJNS Yamato yang merupakan kapal tempur terbesar di dunia berangkat untuk melakukan misi bunuh diri melawan kekuatan Sekutu di Pertempuran Okinawa. Sebelum sampai di Okinawa, armada Jepang diserang hingga tidak dapat melanjutkan pelayaran, dan hampir seluruhnya dihancurkan oleh pesawat-pesawat Amerika  yang berpangkalan di kapal-kapal induk. IJNS Yamato dan lima kapal perang Jepang lainnya tenggelam. Pertempuran ini mempertunjukkan supremasi udara Amerika dalam tahap terakhir Perang Pasifik, dan betapa mudahnya kapal-kapal dijadikan sasaran serangan udara bila tidak dilindungi pesawat-pesawat tempur. Meskipun harus mengorbankan sejumlah besar nyawa dalam usaha yang sia-sia, pertempuran ini menunjukkan usaha terakhir Jepang dalam memperlambat gerak maju Sekutu menuju kepulauan Jepang. Pertempuran ini...

Perang Uhud

          Setelah Perang Uhud, para pembesar Quraisy mulai menganggap Rasulullah sebagai pemimpin yang piawai. Mereka sadar bahwa untuk menghancurkan kaum muslimin harus membutuhkan persiapan yang matang dan juga kekuatan yang besar. Para pembesar Quraisy sudah mulai membuat perjanjian kerjasama dengan kabilah-kabilah Arab yang ada di sekitar Mekah. Selain itu kaum Quraisy juga melakukan kerjasama dengan orang-orang Yahudi Khaibar dan Bani Nadhir serta Bani Ghathfan. Dengan banyaknya kerjasama, para pembesar Quraisy berharap mampu menumpas Islam sampai ke akarnya.             Dari kerjasama yang di lakukan kaum Quraisy mereka dapat mengerahkan sebanyak 600 pasukan kaveleri, 10.000 infranteri, dan unta yang sangat banyak untuk mengangkut perbekalan.             Rasulullah mengetahui rencana kaum musyrikin dan kemudian meminta pendapat para sahabat, ...